Gejala Kanker Usus Sering Disangka Masalah Pencernaan Biasa, Kenali Sebelum Terlambat!
Kanker usus atau kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan, namun sayangnya sering kali terlambat terdeteksi. Ini karena gejala awalnya sangat mirip dengan gangguan pencernaan biasa, seperti diare, sembelit, atau perut kembung. Padahal, deteksi dini sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Berikut adalah pembahasan mendalam seputar gejala kanker usus, perbedaan dengan gangguan pencernaan biasa, dan langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Apa Itu Kanker Usus?
- Kanker usus adalah pertumbuhan sel abnormal di usus besar atau rektum.
- Sering bermula dari polip jinak yang berkembang menjadi kanker.
- Menurut WHO, kanker kolorektal adalah penyebab kematian keempat akibat kanker di dunia (GLOBOCAN, 2020).
2. Mengapa Sering Terabaikan?
- Gejala awalnya menyerupai gangguan pencernaan ringan.
- Banyak orang cenderung menyepelekan dan mengandalkan pengobatan mandiri.
3. Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai:
- Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit yang menetap lebih dari beberapa minggu).
- Feses bercampur darah atau berdarah.
- Nyeri atau kram perut terus-menerus.
- Rasa tidak tuntas saat buang air besar.
- Penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas.
- Lemas dan cepat lelah.
4. Perbedaan dengan Gangguan Pencernaan Biasa:
Gejala Gangguan Pencernaan Biasa Kanker Usus
Durasi Sementara (1-3 hari) Berlangsung >2 minggu
Nyeri Perut Sementara, ringan Berulang dan menetap
Feses Berdarah Jarang Cukup sering
Penurunan berat badan Jarang Umum
Kelelahan Ringan, sementara Berkepanjangan
5. Faktor Risiko Kanker Usus:
- Riwayat keluarga dengan kanker kolorektal
- Konsumsi tinggi daging merah dan olahan
- Pola makan rendah serat
- Obesitas
- Kurang aktivitas fisik
- Merokok dan konsumsi alkohol
6. Pentingnya Deteksi Dini:
- Pemeriksaan kolonoskopi disarankan mulai usia 45 tahun, terutama bila ada riwayat keluarga.
- Tes darah samar pada feses (FOBT) bisa dilakukan tahunan.
- Menurut American Cancer Society (2023), deteksi dini meningkatkan survival rate hingga 90%.
7. Peran Serat dan Pola Makan:
- Serat membantu menjaga kesehatan saluran cerna dan mencegah pertumbuhan polip.
- Konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh sangat disarankan.
- Studi dari Aune et al. (2011) menyatakan bahwa peningkatan 10 g serat/hari menurunkan risiko kanker kolorektal hingga 10%.
8. Perlukah Khawatir Jika Sering Masuk Angin atau Sembelit?
- Tidak semua masalah pencernaan adalah kanker.
- Namun jika berlangsung lama dan disertai gejala lain, sebaiknya segera periksa.
9. Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan:
- Meningkatkan konsumsi serat
- Mengurangi daging olahan dan gorengan
- Berhenti merokok dan menghindari alkohol
- Menjaga berat badan ideal
- Olahraga teratur minimal 30 menit sehari
- Rutin skrining dan konsultasi dokter jika ada riwayat keluarga
10. Bagaimana dengan Gaya Hidup Modern?
- Pola makan tinggi lemak dan rendah serat mempercepat risiko.
- Duduk terlalu lama juga berpengaruh.
11. Mitos yang Perlu Diluruskan:
- Mitos: "Kanker usus hanya menyerang orang tua." Fakta: Peningkatan kasus pada usia <50>
- Mitos: "Kalau BAB lancar, pasti sehat." Fakta: Bisa saja tetap ada polip atau kanker tanpa gejala berarti.
12. Kesimpulan: Waspada Itu Penting!
- Kenali gejalanya sejak dini.
- Jangan anggap sepele gangguan pencernaan berulang.
- Dengan pola makan sehat dan skrining rutin, risiko bisa ditekan.
Daftar Pustaka:
- GLOBOCAN (2020). Global Cancer Observatory – Colorectal Cancer Factsheet.
- American Cancer Society. (2023). Colorectal Cancer Early Detection, Diagnosis, and Staging.
- Aune, D., et al. (2011). "Dietary fibre and risk of colorectal cancer: systematic review and dose-response meta-analysis of prospective studies." BMJ.
- Siegel, R. L., et al. (2023). "Colorectal cancer statistics, 2023." CA: A Cancer Journal for Clinicians.
- World Health Organization (2022). Cancer Fact Sheet.
Penulis : Indah Dwijayanti, S.Gz, M.B.A